entah sampai kapan aku harus memendam perasaan ini
bertahun-tahun, berbulan-bulan, berhari-hari
mengapa namamu sulit sekali menjauh dari pikiranku
walau ku sudah dengan orang lain, tetap saja..
selalu ada ruang untukmu
sekeras apapun usahaku melupakanmu
sekejam apapun waktu memisahkan kita
sekali saja kau muncul,
sekali saja kau hadir,
sekali saja kau datang,
bahkan, sekali saja namamu terucap entah oleh siapa
rasa itu kembali
kembali, dan
kembali..
sampai saat ini, mungkin.
apa kau tidak mengerti?
kau tahu?
hal yang paling menjemukan bagiku ialah menunggu
bertahun-tahun, berbulan-bulan, berhari-hari
semakin ku pendam, semakin sulit bagiku untuk menjangkaumu
bertahun-tahun, berbulan-bulan, berhari-hari
tanpa aku tahu sebenarnya yang kau rasakan
dulu kita begitu dekat, dekat sekali
setiap ada waktu luang, kau sempatkan untuk bersamaku
tertawa bersama,
melakukan hal bodoh,
bahkan, kita pernah merasakan duka bersama,
dulu, aku selalu menunggu saat liburan tiba
karna kau pasti datang untuk bertemu denganku
kini, hal itu menjadi sesuatu yang mustahil untukku,
untukmu,
untuk kita.
kau tidak pernah menghampiriku lagi
aku pun lupa kapan terakhir kita bertemu
aku selalu sedih saat melihat foto kita bersama dulu
terlalu banyak foto-fotomu yang masih kusimpan
foto kita bersama teman-teman lainnya
ini semua memang salahku
kau pun tahu itu kan?
aku memang bodoh
terlalu cepat mengambil keputusan
aku memang ceroboh
terlalu cepat terbuai oleh hal yang seharusnya tidak kulakukan
aku bingung, apakah aku harus merasa menyesal?
atau aku harus mengutuk waktu
atau mengutuk diriku sendiri?
entah.
saat manusia merasa sesal, hal yang selalu mereka pikirkan adalah..
'andai aku dapat memutar waktu'
ya, karena manusia senang berandai-andai.
No comments:
Post a Comment